NASIONALISME,ISLAMISME,DAN
MARXISME
Bung Karno
sangat prihatin terhadap bangsanya.Bangsa Indonesia selalu tertindas dan
diinjak –injak harga dirinya oleh Imperialisme Belanda dan para sekutu.
Belanda dan
sekutu saat itu berpaham Kapitalisme dan Liberalisme.Filsafat Kapitalisme
dimuat dalam buku yang di tulis oleh Adam Smith;”An Inquiry Into the Natural and Causes of the Wealth of Nations” (1776),ia
menentang kontrol yang ketat dan berlebihan terhadap para pengusaha dan pemodal
ekonomi.Berilah kebebasan kepada tiap individu untuk mengejar keuntungan
pribadi[1].
Melalui
buku itu,mereka beranggapan bahwa modal ekonomilah yang menggerakan sistem di
negara seperti halnya yang dilakukan oleh VOC.Bung Karno berpikir bahwa
Marxisme adalah alat yang dapat digunakan untuk menentang imperialisme.
Marxisme
adalah sebuah alat saja dan bukan pedoman Bung Karno, maka dalam hal ini
Marxisme haruslah sejalan dengan nilai Nasionalisme dan harus dituntun nilai
Agama.
Persatuan
antara Nasionalisme,Islamisme,dan Marxisme yang ditulis Bung Karno pada tahun
1926 pada dasarnya adalah ikhtiar untuk menuju “Kebebasan,Persamaan ,dan
Toleransi”[1].
Berikut
kita telaah satu persatu dari pemikiran Bung Karno tersebut.Nasionalisme
merupakan teori politik yang berasaskan atas kebangsaan .Paham Nasionalisme ini
adalah hasil dari Revolusi Prancis[2].
Nasionalisme
adalah sebuah rasa yang timbul dari jiwauntuk selalu merasa cinta terhadap
bangsa dan negara,nasionalisme timbul karena rasa memiliki.
Agama atau
Islamisme.Bung Karno adalah seorang muslim,dalam hala ini beliau mengambil
agama Islam karena Islam di Indonesia pada zaman imperialisme selalu ditindas
dan terjajah dan beranggapan bahwa suatu saat Islam akan melakukan gerakan
Revolusi untuk melawan penjajah yakni Kapitalisme.Menurut Bung Karno ,adalah
agama yang mewah dan sudah bebas karena pengaruh ajarannya di bawa oleh Belanda
dan para sekutu ,sehingga tidak mungkin mereka akan melawan sekutu dan Belanda
dengan gerakan Revolusi.[3]
Marxisme
atau Komunisme adalah paham ideologi yang dicetuskan oleh Karl Marx .Dalam
ajarannya tercetus prinsip sama rata-sama rasa untuk mencapai keadilan.Marxisme
memihak kaum proletar atau kaum pekerja,sehingga menurut Bung Karno Marxisme
cocok sebagai alat perlawanan terhadap imperialsime.Jadi,dapat disimpulkan Bung
Karno menggunakan Marxis hanya sebagai tuntutan zaman melawan penjajah.
Dalam
perkembangannya ,Marxisme di Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan bangsa,dan
berubah nama menjadi Marhaenisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar